RUPS Tahun Buku 2017, PTBA Bagikan Dividen Rp 3,35 Triliun

Jajaran Direksi dan Komisaris PTBA saat RUPS Tahun Buku 2017

JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Holding BUMN Industri Pertambangan PT Inalum (Persero), menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2017 pada Rabu (11/04/2018).

Dalam RUPS tersebut PTBA membagikan dividen sebesar Rp 3,35 Triliun atau Rp 318,521 per lembar saham untuk tahun buku 2017.

Jumlah dividen tunai yang dibagikan merupakan 75 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2017 sebesar Rp 4,47 Triliun.

RUPS Tahunan PTBA juga menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan yang meliputi hak pemegang saham seri A dwiwarna, pengangkatan dan pemberhentian Direksi, tugas serta wewenang Direksi, pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris, dan penggunaan laba.

Perubahan anggaran dasar sesuai dengan surat yang diajukan dari PT Inalum (Persero) dan Kementerian BUMN. Perubahan anggaran dasar ini disetujui oleh 90,53 persen pemegang saham.

Selain itu, hasil RUPS juga menyatakan adanya perubahan pengurus Perseroan. Dalam RUPS Tahunan ini mengangkat Mega Satria sebagai Direktur Keuangan menggantikan Orias Petrus Moedak. Sementara itu, Orias Petrus Moedak diangkat menjadi Direktur Keuangan Induk Holding BUMN Industri Pertambangan PT Inalum (Persero).
Kinerja 2017.

Pada Tahun Buku 2017, PTBA mencatatkan laba usaha sebesar Rp 5,89 Triliun, 233 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 2,53 Triliun. Sementara itu, laba bersih perusahaan mencapai Rp 4,47 Triliun atau 223 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 2,00 Triliun. Tingkat Perolehan Laba Bersih atau Net Profit Margin tahun 2017 sebesar 23 persen.

Volume penjualan batubara pada tahun 2017 ini mencapai 23,63 juta ton meningkat 14 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 20,75 juta ton. Sebanyakk 61 persen penjualan batubara PTBA untuk pasar domestik dan 39 persen untuk ekspor.

Naiknya volume penjualan batubara PTBA didukung dengan naiknya produksi batubara 2017 sebesar 24,25 juta ton, meningkat 24 persen dari periode sebelumnya sebesar 19,62 juta ton.

Sementara itu, angkutan batubara oleh PT Kereta Api Indonesia dari lokasi tambang menuju pelabuhan pengiriman tercatat mengalami kenaikan pada 2017 ini menjadi 21,36 juta ton.

Kinerja saham PTBA sepanjang 2017 pun tercatat membaik. Pada pembukaan perdagangan tahun 2017 tercatat saham PTBA sebesar Rp 12.475,- per lembar saham dan pada penutupan perdagangan tanggal 13 Desember 2017, harga saham PTBA tercatat Rp 11.200,-.

Menjelang akhir tahun 2017, PTBA melakukan aksi korporasi yaitu pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Sehingga pada pembukaan perdagangan pada 14 Desember 2017, harga saham PTBA menjadi Rp 2.240,- per lembar saham.

Sementara, pada penutupan perdagangan pada 29 Desember 2017, tercatat harga saham PTBA Rp 2.460,- per lembar saham.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, pencapaian kinerja ini tak lepas dari upaya perusahaan dalam merumuskan strategi yang efektif dan menerapkan efisiensi.

“Pada tahun 2018, kita menargetkan meningkatkan penjualan batubara menjadi sebesar 25,88 juta ton, dengan komposisi 53 persen atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47 persen atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor,” terang Arviyan.

Peningkatan target ini, jelasnys, ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorie ke premium market seiring dengan membaiknya harga batubara dan kenaikan permintaan batubara.

Selain itu, rencana penjualan ekspor batubara medium to high calorie sebagai upaya PTBA dalam mengompensasi aturan harga batubara DMO (Domestic Market Obligation).

Menurut Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, harga DMO tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kinerja perseroan.

Kenaikan target penjualan ini diikuti pula dengan kenaikan target produksi batubara. PTBA menargetkan produksi batubara sebesar 25,54 juta ton atau naik 17 persen dari rencana tahun sebelumnya sebesar 21,92 juta ton.

Untuk mendukung target penjualan, PTBA juga menargetkan angkutan batubara dari lokasi tambang sebesar 23,10 juta ton, masing-masing 19,40 juta ton ke Pelabuhan Tarahan, Lampung dan 3,70 juta ton ke Dermaga Kertapati, Palembang. Jumlah angkutan batubara ini telah meningkat 13 persen dari target tahun 2017 sebesar 20,50 juta ton.

“PTBA juga terus melakukan pengembangan usaha diversifikasi batubara, salah satunya adalah PLTU Mulut Tambang Sumsel 8,” terang Dirut PTBA. (Kalbadri)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan