Kondisi Udara Di Tanjung Enim Mulai di Keluhkan Warga

Kondisi Udara Di Tanjung Enim Mulai di Keluhkan WargaReviewed by adminon.This Is Article AboutKondisi Udara Di Tanjung Enim Mulai di Keluhkan WargaMUARA ENIM – Dampak kebakaran dan lahan yang menyelimuti kawasan Kota Tanjung Enim dan sekitarnya beberapa minggu ini mulai dikeluhkan warga. Pasalnya kabut asap ditambah lagi debu batubara sudah mulai mengganggu aktivitas warga. Berdasarkan pantauan, sekitar pukul 06.00 Wib pagi tadi, terlihat kumpalan asap masih terlihat di jalan dari Pasar Bawah menuju Talang Jawa dan […]

MUARA ENIM – Dampak kebakaran dan lahan yang menyelimuti kawasan Kota Tanjung Enim dan sekitarnya beberapa minggu ini mulai dikeluhkan warga. Pasalnya kabut asap ditambah lagi debu batubara sudah mulai mengganggu aktivitas warga.

Berdasarkan pantauan, sekitar pukul 06.00 Wib pagi tadi, terlihat kumpalan asap masih terlihat di jalan dari Pasar Bawah menuju Talang Jawa dan sekitarnya dalam wilayah Kecamatan Lawang Kidul Muara Enim, Selasa (15/10/2019).

Kondisi cuaca ini sejak tadi malam banyak masyarakat yang mengeluhkan. Karena selain kabut asap yang membuat mata perih, juga debu batubara yang masih terus menyelimuti kota Tanjung Enim. Sehingga membuat mereka khawatir berdampak pada kesehatan.

Salah seorang warga Saringan Utara Kota Tanjung Enim, Tajudin (54) mengeluhkan tebalnya kabut asap dan debu tersebut. Dimana penglihatan sudah mulai terganggu dan mata terasa perih.

“Ampun nian pak, sejak semalam kito lah keno dampak asap yang cukup membuat mato terasa pedih, apalagi ditambah debu batubara dari tambang yang telah menyelimuti Kota tanjung Enim ini,” ucapnya.

Ditambahkan Tajudin, udara di Kota Tanjung Enim sudah tidak sehat ditambah munculnya asap dari pembakaran atau kebakaran, makin menjadi beban masyarakat karena sangat rentan terhadap penyakit.

Sementara Mustopa (40) warga jalan lingkar Tegal Rejo Mandala, juga merasakan hal yang sama. Menurut Mustopa banyaknya volume asap yang ada di Sumsel ternyata sampai juga di Tanjung Enim.

Saat ini, masyarakat hanya bisa ngeluh dan seakan sabar dengan derita debu batubara serta asap. Karena berteriak pun seolah tak terdengar, sambil berharap hujan segera turun ungkapnya. (Kalbadri)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan