MUARA ENIM– Sejak puluhan tahun warga Desa Danau Tampang, Kecamatan Sungai Rotan Muara Enim mendambakan jembatan penghubung desa mereka dengan desa lainnya yang ada di seberang sungai Lematang.
Dari pantauaan media ini beberapa hari lalu, tampak desa yang dihuni oleh kurang lebih 600 Kepala Keluarga (KK) ini, terpisahkan oleh bentangan sungai Lematang terhadap kota kecamatan Sungai Rotan dan beberapa desa lainnya.
Adapun penghubung desa ini ke desa lainnya dihubungkan dengan kendaraan air berupa perahu atau ketek dengan ongkos yang cukup tinggi dalam satu kali melakukan penyeberangan.
Yoanda (50), warga dusun 1 Desa Danau Tampang mengatakan warga telah berkali-kali mengusulkan agar pemerintah daerah mampu membangunkan jembatan yang menghubungkan desa mereka ke seberang sungai Lematang.
“Kita telah mengusulkan agar dibangunnya jembatan permanen ataupun jembatan gantung sebagai penghubung desa kita ke desa lainnya seperti menuju ke Desa Danau Baru sejak zaman pemerintahan masih sistem Kerie. Namun, hingga kini masih belum dibangunkan padahal dari setiap Musrenbang dari tingkat desa hingga kabupaten kita sampaikan. Apalagi dalam reses anggota DPRD Dapil III selalu kita ungkapkan, tapi hingga kini jembatan itu tak kunjung hadir di desa kita,” terang Yoanda kepada media ini,” Sabtu (15/12/2018) melalui pesan singkatnya.
Lanjut Yoanda, dengan tidak adanya jembatan penghubung ke sembarang sungai warga setempat mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP maupun SMA karena di desa tersebut hanya ada Sekolah Dasar saja sedangkan sekolah Menengah berada di pusat kecamatan.
“Kita sangat mengharapkan bisa segera memiliki jembatan, sehingga anak sekolah dan warga bisa melintas lewat jembatan tanpa harus mengeluarkan biaya penyeberangan sebesar Rp5 ribu setiap penyeberangan. Maka, dari itu besar harapan kita agar adanya jembatan yang menghubungkan desa kita ke sebarang sungai,” harap Yoanda.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat yang juga Calon Anggota Legeslatif dari Partai PAN yang merupakan putra daerah desa Danau Tampang, Hengky mengatakan bahwa desa tersebut merupakan desa yang termasuk tertinggal karena sulitnya transportasi menuju ke seberang sungai.
“Kita merasa desa ini sangat terisolir dibandingkan desa lainnya. Apalagi dibeberapa wilayah lain yang ada di Kabupaten Muara Enim sudah memiliki akses menyeberang ke seberang sungai .Padahal diseberang sungai itu tidak ada desa tapi sudah ada jembatan. Sedangkan desa kita ini, dihuni oleh ribuan warga tidak ada perhatiannya sampai berpuluh – puluh tahun berharap agar ada jembatan,” ujar Hengky.
Hengky menegaskan, jika nantinya adanya putra daerah desa Danau Tampang yang maampu berhasil menjadi wakil rakyat di Legeslatif nantinya salah satu fokus utama usulan yang harus diperhatikan dan ditunaikan adalah jembatan penghubung ini.
“Saya selaku putra daerah berharap nantinya kepada anggota Legeslatif yang terpilih agar nantinya mampu menyampaikan aspirasi warga desa Danau Tampang kepada pihak eksekutif. Dan saya juga selaku Caleg menegaskan jikalau saya terpilih inilah yang paling utama akan saya bawa apirasinya selain memperjuangkan aspirasi para pengelola masjid,” tutup Hengky. (Kalbadri)
No Responses