Jurnalis Ini Terpental Ketika Hendak Liputan

MUARA ENIM – Malang menimpa Ari Firmansyah, seorang wartawan media televisi yang bertugas di Muara Enim ini harus terpental dari sepeda motornya, lantaran menghindari truk batubara yang berhenti mendadak.

Kejadian yang membuat korban mengalami luka lecet disekujur tubuhnya tersebut terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), tepatnya di depan SPBU Desa Kepur Muara Enim, Kamis sore (13/4/2017)‎.

Melihat kejadian tersebut beberapa teman sepropesi dengan korban yang kebetulan akan meliput acara di wilayah Kepur langsung membawanya ke Poskesdes Desa setempat karena menderita luka lecet di sekujur tubuh.

Di ceritakan Ari, sebelum terjadinya kecelakaan, dirinya akan melakukan peliputan dengan narasumber di wilayah Desa Kepur Kecamatan Muara Enim. Namun, saat tiba di TKP salah satu truck batubara yang sarat muatan berhenti mendadak, ditambah lagi kondisi jalan yang berlobang akibat proyek tambal sulam. Sehingga membuat sepeda motor yang dikendarainya hilang keseimbangan dan akhirnya terjatuh dan Terpental beberapa meter.

“Kompoian kendaraan truck batubara sungguh mengganggu kami. Aku berusaha menghindari truck didepan, tapi kondisi jalan rusak dan berlobang hingga aku terjatuh dan terpental. Bahkan nyaris masuk kolong truck itu, ” terang Ari.

Pantauan Kabarmuaraenim di lapangan, Kamis sore sekitar pukul 17.30 Wib, ratusana mobil truk angkutan batubara itu sudah memenuhi jalan kota Muara Enim, mulai dari perbatasan Kabupaten Lahat hingga ke Desa Ujanmas Muara Enim, membuat kondisi lalu lintas macet.

Parahnya lagi, tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas, baik dari pihak kepolisian maupun dinas perhubungan setempat.

Zoel (37), salah seorang tokoh pemuda Desa Lubuk Ampelas Kecamatan Muara Enim mengatakan, hampir setiap sore deretan angkutan batubara menjadi penyebab utama kemacetan dan kerusakan jalan di wilayah ini.

Betapa tidak, tambah Zoel, ribuan kendaraan angkutan ini melaju seenaknya saja tanpa mempedulikan pengguna jalan lain yang menggunakan jalur lintas propinsi ini.

“Kami sangat kecewa dengan pemerintah yang tutup mata dan tutup telinga dengan keberadaan angkutan batubara ini. Pemerintah memang tak peduli dengan kita, kalau kita sudah bertindak sendiri pemerintah baru turun, ” pungkas Zoel. (Kalbadri)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan